A. PENGERTIAN
BELAJAR
Belajar merupakan salah satu bentuk
perilaku yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu
manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan Iingkungannya, dan dengan adanya proses
belajar inilah manusia dapat mempertahankan hidupnya (survival). Belajar secara
sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah
mampu yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu
harus secara relatif bersifat permanen (menetap) dan tidak hanya terjadi pada
perilaku yang saat ini nampak (immédiate behavior), tetapi juga pada perilaku
yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa
perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.
Berikut ini akan diketengahkan pengertian
belajar dari beberapa pakar aliran psikologi :
1. Belajar
menurut B. F. Skinner (dalam Margaret 1991) Dari aliran Behaviorisme:
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat belajar responnya menjadi lebih baik,
sebaliknya bila tidak belajar maka responnya menurun.
2. Belajar
menurut Robert Gagne (1985) - Aliran Kognitif: belajar merupakan kegiatan yang
kompleks. Hasil belajar berupa kapabiîitas sehingga setelah belajar seseorang
memperoleh keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
3. Belajar
menurut Jean Piaget (dalam Margaret 1991) - aliran kognitif: belajar adalah
membentuk pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan sehingga intelek
berkembang.
4. Belajar
menurut Rogers (dalam Margaret 1991) - Aliran huministik; belajar adalah
mempelajari hal-hal yang bermakna dengan keterlibatan siswa itu sendiri secara
penuh dan sungguh-sungguh.
5. Belajar
menurut Wolfgang Kohler (dalam Margaret 1991) - Aliran Gestalt: belajar adalah
perubahan dalam proses persepsi merupakan landasan bagi belajar.
6. Belajar
menurut Ivan Pavlov (dalam Margaret 1991) Aliran Behavioristik: bahwa hasil
belajar itu merupakan suatu respons yang dikondisikan.
7. Belajar
menurut Albert Bandura (dalam Margaret 1991) - Aliran Sosial: belajar terjadi
karena adanya hubungan segitiga antara Iingkungan, faktor pribadi, dan tingkah
Iaku.
Jadi, pengertian tentang belajar adalah:
perubahan tingkah Iaku manusia berupa keterampilan,
pengetahuan, sikap, nilai,
melalui respon dan lingkungannya.
B. PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR
Dari berbagai prinsip belajar yang
dikemukakan berikut ini merupakan upaya untuk meningkatkan pembelajaran.
Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan: perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
a. Perhatian
dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar karena pengolahan
informasi tidak akan terungkap tanpa perhatian. Perhatian terhadap pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai
sesuatu kebutuhan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi
Disamping perhatian, motivasi mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat merupakan
tujuan dan alat dalam pembelajaran.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya
datang dari dalam diri sendiri, dan dapat pula bersifat eksternal, artinya
datang dari Iuar atau dari orang lain seperti: guru, orang tua, teman dan
sebagainya.
Motivasi dibedakan atas motif intrinsik dan
motif ektrinsik Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan
perbuatan yang dilakukan .Sedangkan ekstrinsik, adalah tenaga pendorong yang
ada di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya.
b. Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat
sesuatu, mempunyai aspirasinya sendiri. Belajar tidak dapat dipaksakan oleh
orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya
mungkin apabila anak akrif mengalami sendiri.
Menurut teori Kognitif, belajar menunjukkan
jiwa yang sangat aktif, jiwa yang mengolah informasi yang kita terima, tidak
sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak
memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu
untuk mencari sendiri, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar, anak mampu mengidentifikasi,
merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisi, menafsirkan dan
menarik kesimpulan.
c. Keterlibatan
langsung/pengalaman
Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan
diartikan keterlibatan fisik saja, namun lebih dari itu terutama adalah
keterlibatan mental emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif dalam
pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi
nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, juga pada saat mengadakan
latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
Belajar melalui pengalaman langsung, siswa
tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat
langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya
d. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya
pengulangan, barangkali yang paling tua adalah dikemukakan oleh "Teori Ilmu
Jiwa Daya". Menurut teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada
pada manusia yang terdiri atas: daya pengamatan, tanggapan, mengingat,
mengkhayal, merasakan, berpikir. Dengan mengadakan pengulangan, maka daya-daya
tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang diasah akan menjadi tajam,
maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan
menjadi sempurna.
e. Tantangan
Dalam situasi belajar, siswa menghadapi
suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu
mempelajari bahan belajar, sehingga timbul motif untuk mengatasi hambatan itu
dapat diatas, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam
medan baru dan tujuan baru.
f. Balikan
dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan
balikan dan penguatan, terutama ditekankan oleh "teori belajar Opérant
Conditioning" dari B. F. Skinner. Kalau pada teori Conditioning yang
diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada Opérant Conditioning yang
diperkuat adalah responsnya. Kunci dari teori ini adalah "Iaw of effec-nya
Thorndike". Siswa akan belajar Iebih bersemangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang lebih baik. Hasil yang baik merupakan balikan yang
menyenangkan dan berpengaruh bagi usaha belajar selanjutnya.
Siswa yang belajar sungguh-sungguh dan
mendapatkan nilai yang baik akan mendorong anak untuk belajar lebih giat.
g. Perbedaan
Individual
Siswa merupakan individual yang unik,
artinya tidak ada dua orang yang persis sama, tiap siswa memiliki perbedaan
satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada: karakteristik psikis,
kepribadian dan sifat-sifatnya.
C. PROSES PSIKOLOGI
BELAJAR SISWA
Belajar merupakan proses dasar dari
perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif sehingga tingkah Iakunya berkembang.
Secara khusus untuk pendidikan dasar (dalam
hal ini sekolah dasar yang usianya sekitar 6,0 - 12,0 tahun) harus mendapat
perhatian serius para pendidik dikaitkan dengan masa pra remaja
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan
proses psikologi belajar siswa khususnya usia sekolah dasar antara lain :
1. Faktor-faktor
stimuli belajar
Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini
adalah: segala hal di luar individu yang merangsang mereka untuk melakukan
perbuatan belajar, mencakup hal-hal seperti berikut :
a. Panjangnya bahan
pelajaran.
b. Kesulitan bahan
pelajaran.
c. Mengenal bahan
pelajaran.
d. Suasana lingkungan
eksternal
2. Faktor-faktor
Metode Belajar
a. Kegiatan
berlatih/praktek
b. Resitasi selama
belajar
c. Pengenalan hasil
belajar
d. Penggunaan media
pembelajaran yang Iengkap:
e. Bimbingan belajar
f. Pemberian
insentif
3. Faktor-faktor
Individual
a. Kematangan
b. Usia Kronologis
c. Perbedaan jenis kelamin
d. Pengalaman siswa
sebelumnya
e. Kondisi kesehatan
jasmani dan rohani
D. TEORI-TEORI
BELAJAR DAN IMPLIKASINYA
Ada beberapa teori belajar yang saat ini
dipergunakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran antara lain :
1. Teori Koneksionisme
oleh Edward Thorndike - Behaviorisme
Landasan teori Thorndike mula-mula
dilakukan dalam eksperimen-eksperimen pada hewan, dengan maksud untuk
mengetahui apakah hewan dapat memecahkan masalah dengan jalan berpikir ataukah
melalui proses yang lebih mendasar sifatnya (seperti dilatih dalam jangka waktu
yang lama).
Dalam satu penelitian Thorndike, dimana
seekor kera dimasukkan ke dalam sebuah kurungan, di sebelahnya terdapat sebuah
kotak berisi pisang, dan dikunci memakai palang pembatas. Pada hari pertama:
kera memerlukan 36 menit untuk dapat membuka palang kunci agar dapat memperoleh
pisang di dalam kotak. Pada hari kedua: kera tersebut hanya memerlukan 2 menit
30 detik saja, kera telah berhasil membuka palang kurungan untuk memperoleh
pisang di dalam kotak.
Dari hasil penelitian Thorndike, dapat
disimpulkan bahwa respons lepas dari kurungan, diasosiasikan sebagai stimulus
dalam belajar coba-coba atau "trial and error".
Ditinjau hubungannya dengan dunia
pendidikan, maka hasil penelitian Thorndike memberi sumbangan melalui hukum
latihannya dan law effectnya, dimana Iatihan yang dilakukan secara
berulang-ulang memberi peluang timbulnya respons yang berarti.
2. Teori
Kondisioning Klasik - Ivan Petrovich Pavlov
Penelitian ini menggunakan seekor anjing
yang diikat menghadap cermin dan salah satu bagian pipinya dilobangi Ialu
ditanamkan pipa dan sebuah mangkok untuk mengukur keluarnya air liur (saliva)
sang anjing.
Teori ini memberikan petunjuk praktis dalam
merancang kegiatan belajar mengajar, menghindari perasaan-perasaan negatif,
tindakan guru yang menimbulkan rasa takut pada siswa.
3. Teori Gestalt -
Wolfgang Kohler
Konsep yang dikembangkan oleh teori ini
terhadap belajar adalah "insight = pemahaman", yaitu pengamatan/pemahaman
terhadap hubungan-hubungan antar bagian-bagian dalam suatu permasalahan.
Wolfgang Kohlar telah mengadakan eksperimen
pada seekor simpanse yang dimasukkan ke dalam sebuah kandang. Di atas kandang
tergantung beberapa sisir pisang, dan terletak pula beberapa buah kota kayu
secara sembarangan. Mula-mula simpanse itu berupaya dengan bermacam-macam
perilaku untuk mendapatkan pisang itu, tetapi selalu gagal. Beberapa lama,
rupanya simpanse itu tiba-tiba mengerti hubungan antara kotak-kotak kayu dengan
pisang yang tergantung. Simpanse dapat menyusun kotak-kotak kayu tersebut
sehingga ia dengan mudah dapat mengambil pisang.
Hubungan eksperimen ini dengan belajar
adalah adanya 'pemahaman" atau "insight" yang terjadi sangat
tergantung kepada kompleksitasnya situasi permasalahannya. Apabila permasalahan
itu mirip dengan situasi terdahulu, maka insight akan lebih cepat terjadi.
Dengan adanya insight, belajar dapat diulang-ulang. Selain itu, dengan adanya
insight, dapat diterapkan pada situasi yang lain.
Kesimpulan dan Saran
A.Kesimpulan
Dari materi yang telah dibahas,dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
salah satu bentuk perilaku yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan Iingkungannya, dan
dengan adanya proses belajar inilah manusia dapat mempertahankan hidupnya
(survival).Belajar itu proses seumur hidup,karena dapat kita peroleh dimana
saja dan kapan saja. Ada beberapa prinsip yang dapat membantu kita meningkatkan
pembelajaran.Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan: perhatian
dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Secara khusus pada
pendidikan dasar (dalam hal ini sekolah dasar yang usianya sekitar 6,0 - 12,0
tahun) harus mendapat perhatian serius para pendidik dikaitkan dengan masa pra
remaja.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan
proses psikologi belajar siswa khususnya usia sekolah dasar antara lain faktor
stimuli belajar,faktor metode belajar dan faktor individual.Selain itu,ada 3
teori belajar yang diungkapkan oleh para ahli yang masih kita gunakan hingga
sekaran.Teori-teori belajar itu adalah teori koneksionisme oleh Edward
Thorndike – behaviorisme, teori kondisioning klasik - Ivan Petrovich Pavlov dan
teori Gestalt - Wolfgang Kohler.
B.Saran
1.Sebagai mahasiswa dan calon guru, sebaiknya kita lebih rajin belajar
untuk memperkaya ilmu
dan wawasan kita.
2.Jangan jadikan belajar sebagai beban atau kewajiban saja. Anggaplah
belajar sebagai hal
yang menyenangkan.
3. Belajar itu dari mana saja dan kapan saja. Jadi,jika ada kesempatan
bagi kita untuk belajar,
maka manfaatkanlah hal itu sebaik mungkin.
4. Selamat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Siringoringo,Manatap.2011.Bahan Ajar
Perkembangan Peserta Didik.Palangka Raya:Universitas Palangka Raya
0 komentar:
Posting Komentar