10 Fakta Tentang Mie Instan-Makanan Sejuta Umat
Membicarakan mie instan memang tidak ada habisnya. Rasanya yang enak
dan harganya yang murah pun sering menjadikan mie instan sebagai pilihan
makanan praktis sehari-hari.
Eh, tapi apakah kamu sering mendengar peringatan
bahwa mie instan itu tidak sehat? Ada juga isu yang menyatakan kalau mie
instan itu mengandung zat lilin di dalamnya. Apakah itu benar? Supaya kabar itu
nggak lagi simpang-siur, yuk cek fakta-faktanya!
1. Suka Makan Mie Instan dalam Cup? Tenang, Styrofoam-nya Tak
Beracun, Kok!
Styrofoam-nya aman!
Wahai pecinta mie instan dengan kemasan cup, ada kabar
gembira untuk kamu. Saat ini, kamu tidak perlu lagi meragukan status keamanan
dari styrofoam yang digunakan sebagai kemasan, karena sudah
dipastikan bahwa styrofoam itu AMAN!
Kemasan mie instan cup terbuat dari styrofoam atau expandable
polystyrene yang khusus dipergunakan untuk makanan. Styrofoam ini
sudah melewati berbagai penelitian dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
dan Kementerian Lingkungan Jepang hingga akhirnya dinyatakan memenuhi
syarat sebagai kemasan produk pangan.
Saat diproduksi sebagai kemasan produk pangan, styrofoam ini
melalui proses pressing yang begitu ketat dan memenuhi standar.
Proses inilah yang membuat molekul-molekuk styrofoam tidak rontok dan
akhirnya tidak larut bersama mie instan saat diseduh air panas. Merasa ajaib
tanganmu tidak terasa panas saat mie instan cup ini diseduh air
panas? Ini bukanlah keajaiban, melainkan kemampuan yang dimiliki oleh styrofoam atau expandable
polystyrene untuk menyerap panas. Pokoknya kemasan ini aman deh. Jadi,
kamu tidak perlu takut lagi saat mengkonsumsi mie instan cup ini. Eh,
tapi tetap jangan keseringan ya, usahakan agar dietmu punya gizi yang seimbang!
2. Kamu Memang Tak Boleh Memasak Mie Instan Dengan
Bumbunya. Tapi Bukan Karena Itu Bisa Menyebabkan Kanker.
Dimasak dengan bumbu? Tidak masalah
Ada info yang menyatakan bahwa kamu tidak boleh merebus mie
instan bersamaan dengan bumbunya. Katanya, saat berada pada suhu 120 derajat
Celcius nanti, kandungan kimia pada bumbu mie dapat berubah menjadi senyawa
karsinogen dan berpotensi memicu tumbuhnya sel kanker pada tubuhmu. Hiii..
seram ya? Eits, tapi ternyata info tersebut tidaklah benar!
Sampai saat ini belum pernah ditemukan adanya senyawa
karsinogen pada mie instan. Di sisi lain, pemasakan mie instan tidaklah sampai
pada suhu 120 derajat Celcius. Mie instan sebelumnya telah melalui proses
penggorengan sehingga yang dijual dalam kemasan sudahlah setengah matang. Untuk
menyantapnya, kamu hanya perlu memanaskan mie instan pada suhu air mendidih,
yaitu sekitar 90 – 100 derajat Celcius, dan dalam waktu kurang dari 5 menit.
Salah satu alasan mengapa mie instan tidak boleh dimasak
bersamaan dengan bumbunya adalah karena dapat mengurangi cita rasa yang telah
dibentuk oleh produsen. Mie instan dianjurkan untuk memiliki kuah sebanyak 400
cc, tapi seringnya kita memasak air rebusan tidak menggunakan takaran sehingga
bisa saja berlebihan. Nah, kalau bumbunya sudah telanjur tercampur, bisa jadi
bumbunya tidak akan terasa sama sekali. Mie instan jadi hambar dan tidak enak,
deh.
3. Tidak Usah Khawatir Juga Pada Isu Bahwa Mie Instan
Mengandung Zat Lilin.
Tidak lengket karena minyak
“Mie instan itu pakai lilin. Makanya nggak lengket, ‘kan?”
Duh, mitos seperti ini harus benar-benar kita abaikan mulai
dari sekarang. Mengapa? Karena ini salah besar. Mie instan tidak mengandung zat
lilin (wax) SAMA SEKALI.
Mie instan bisa saling tidak melekat satu sama lain bukanlah
karena penggunaan zat lilin, melainkan karena adanya kandungan minyak di dalam
mie instan. Pada pembuatannya, mie instan melalui proses deep frying yang
bertujuan untuk mengurangi kadar air dan membuat mie instan tetap awet. Dari
proses inilah, minyak terserap ke dalam adonan mie instan dan akhirnya
dikeluarkan pada saat pemasakan. Jadi, sudah terbukti bahwa mie instan tidak
lengket karena minyak bukan disebabkan penggunaan zat lilin oleh produsen.
Jangan termakan gosip lagi, ya!
4. Walaupun Bikin Kenyang, Tidak Baik Makan Nasi Putih
dan Mie Instan Bersamaan
Duo maut yang (sayangnya) tidak sehat
Makan mie instan dengan nasi putih memang Indonesia sekali
ya rasanya. Pasti hampir seluruh orang Indonesia pernah memakan mie instan
dengan campuran nasi putih ini, apalagi barisan anak kostan. Duo maut ini
adalah penyelamat akhir bulan yang bisa membuat perut kenyang dan terganjal
sampai malam.
Tapi ada kabar buruk nih untuk seluruh anak kost di
Indonesia, kombinasi mengenyangkan ini ternyata tidak baik untuk dikonsumsi
terlampau sering. Mie instan dan nasi putih adalah sama-sama sumber karbohidrat
yang cukup tinggi. Dalam satu porsinya saja, mie instan sudah mengandung 400
kalori. Kalau ditambah dengan nasi putih, kandungannya pun bertambah hingga 700
– 800 kalori. Padahal normalnya, manusia hanya membutuhkan 1.700 – 2.000 kalori
saja per harinya. Itu pun harus dengan berbagai asupan gizi dan dalam 3 kali
makan besar serta 3 kali makan ringan.
Selain menambah asupan kalori, perpaduan mie instan dan nasi
putih ini juga dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Kalau terlalu
sering dan terlampau banyak, badanmu tidak hanya menjadi lebih gemuk tetapi
juga berisiko terkena penyakit diabetes. Hiii… nggak mau ‘kan masih muda
terkena diabetes? Oleh karena itu, mulai kurangi kombinasi mengenyangkan ini.
Dan daripada disandingkan dengan nasi putih, lebih baik memakan mie instan
dengan tambahan telur dan juga sayur.
5. Air Rebusan Mie Instan Tidaklah Berbahaya, Namun Justru
Mengandung Zat Gizi
Air rebusan pertama jangan dibuang
Banyak kabar berseliweran yang menyatakan kalau mie instan
harus direbus sebanyak 2 kali supaya tidak ada lagi zat kimia di dalamnya.
Selain itu, air rebusan mie instan yang pertama juga katanya tidak boleh
dijadikan kuah karena di situlah banyak terkandung zat kimia yang berbahaya
bagi tubuh. Apakah kabar itu benar? Ternyata tidak, lho. Menurut Prof. Dr. F. G. Winarno, kabar mengenai bahayanya air
rebusan mie instan yang pertama adalah salah. Justru, di dalam air rebusan
pertama itulah terdapat kandungan zat besi, zinc, vitamin, dan betakaroten
tinggi yang dibutuhkan oleh tubuhmu.
Pada proses pembuatannya, mie instan telah mengalami proses
fortifikasi atau penambahan zat-zat gizi dan vitamin yang diperlukan tubuh.
Zat-zat gizi dan vitamin ini akan larut dan berpindah dari mie instan ke air
pada saat perebusan. Maka dari itu, air rebusan mie instanlah yang justru
memiliki kandungan gizi bagi tubuhmu. Kalau airnya dibuang dan diganti dengan
yang baru, zat-zat gizi dan vitamin yang terkandung pun ikut terbuang dan
hilang. Mie instanmu pun jadi makanan yang tidak lagi memiliki nilai gizi yang
cukup. Sayang sekali, ‘kan?
6. Di Awal Kemunculannya, Mie Instan Adalah Makanan Mewah
Mie instan juga bisa jadi makanan mewah!
Sudah diketahui secara umum kalau mie instan itu sahabatnya
anak kostan dan anak perantauan. Saat tidak ada uang untuk makan, mie instan
selalu hadir sebagai pahlawan dan memberikan rasa mengenyangkan. Alasannya
tidak lain dan tidak bukan adalah karena harganya yang murah.
Sebelum menjadi panganan sejuta umat seperti saat ini, dulu
mie instan sebenarnya pernah menjadi makanan yang mewah. Mie instan lahir di
Jepang dari tangan Momofuku Ando, pendiri perusahaan ramen instan Nissin. Pada
tahun 1958, ramen instan pertama pun hadir dengan rasa ayam yang khas. Ramen
instan ini diharapkan dapat menjadi panganan yang praktis dan dapat dimakan di
mana serta kapan saja. Namun saat itu yang umum ditemui di pasar swalayan
adalah mie atau udon yangfresh. Mie instan pun dianggap barang yang wah
karena baru dan masih belum mudah ditemui. Hasilnya, harga ramen instan pun
melambung hingga 6 kali lipat dari harga udon yang fresh. Mahal juga, ya?
Untungnya, saat ini harga mie instan sudah sangat
bersahabat. Jadi, kita-kita yang anak kost bisa tetap menjadikannya pilihan
terbaik di akhir bulan.
7. Mie Instan Mengandung Pengawet Dalam Kadar Tinggi?
Ah, Mitos~~
Tidak dipungkiri, makanan dalam kemasan yang dijual di pasar
swalayan pasti menggunakan pengawet supaya umurnya bisa tahan lama.
Di Indonesia, telah ditetapkan penggunaan bahan pengawet secara aman hanya 250
mg saja per kilogramnya. Untuk mie instan sendiri, penggunaan bahan pengawet
nipagin pada kecapnya hanya berjumlah 1 mg saja. Kadar yang sangat kecil, ‘kan?
Oke, itu pengawet untuk kecapnya. Lalu bagaimana dengan
pengawet yang terkandung dalam mie? Nah, sebenarnya, mie pada mie instan bisa
menjadi sangat awet bukan karena pengawet kimia, namun metode khusus yang
diaplikasikan selama pembuatannya. Mie instan digoreng dengan teknik deep
frying. Proses penggorengan ini dilakukan pada suhu yang tinggi, yaitu 140 –
160 derajat Celcius. Pada suhu ini, dapat dipastikan tidak ada mikroba yang
dapat bertahan hidup karena kadar air pada mie telah turun hingga 3% saja.
Kalau tidak ada mikroba, makanan pun tidak akan busuk. Itu lho,
sebenarnya, rahasia kenapa mie dalam kemasan mie instan bisa sangat awet.
8. Warna Kuning Pada Mie Instan Memang Didapat dari Pewarna
Buatan. Tapi Jangan Parno, yang Digunakan Toh Bukan Pewarna Pakaian…
Harus diakui bahwa warna kuningnya mie instan memang tidak
didapat secara alami. Dalam pembuatannya, adonan mie instan ditambahkan zat
pewarna makanan, yaitu Tatrazine (CH940). Zat pewarna ini sudah terserap dengan
baik kok, jadi saat direbus tidak akan luntur.
Zat pewarna Tatrazine ini adalah senyawa pigmen food
grade dan sudah diberi izin untuk digunakan sebagai pewarna makanan secara
internasional oleh standar internasional Codex Alimentarius dan World
Health Organization. Secara nasional sendiri, pewarna makanan ini juga sudah
diberi izin kok oleh BPOM RI. Jadi, bisa dipastikan bahwa zat pewarna ini aman
untuk digunakan. Lagipula, tidak cuma mie instan saja yang menggunakan zat
pewarna Tatrazine ini. Puding, kripik, sereal, minuman ringan, sup instan,
selai, permen, jeli, serta yogurt kemasan juga menggunakannya.
9. Kalau Diibaratkan Pakaian, Mie Instan Itu Cuma
Celana Dalam. Tidak Cukup Untuk Menutupi Seluruh (Kebutuhan Gizi)
Tubuhmu.
Ikuti saran penyajian
Mie instan memang bukan makanan yang sempurna. Kandungan
gizinya memang ada, namun jumlahnya tidak seberapa dan terbilang sedikit
dibandingkan panganan lain. Untuk itu, mie instan tidak bisa dimakan sendirian.
Nah, foto semangkuk mie instan lengkap dengan telur, daging
ayam, dan sayuran pada kemasan bukanlah hanya sekadar pemanis saja. Namun,
itulah saran penyajian yang dianjurkan oleh produsen dan para ahli gizi untuk
membuat mie instan menjadi panganan yang lebih lengkap. Jadi, jika ingin
menyantap semangkuk mie instan, tambahkanlah bahan makanan lain sebagai
pelengkap. Kamu bisa mencampurnya dengan telur rebus, sawi, wortel, atau
daging. Selain lebih sehat, rasanya juga pasti tambah nikmat.
10. Walaupun Mengandung Karbohidrat, Mie Instan Tetap
Tak Bisa Menggantikan Nasi Atau Panganan Sumber Karbohidrat yang Lain
Kandungan karbohidrat pada mie instan memang sudah tidak
diragukan lagi keberadaannya. Walaupun begitu, mie instan hanya bisa dijadikan
sebagai makanan bantu yang sifatnya sementara. Ini karena selain karbohidrat,
mie instan mengandung lemak dalam kadar yang tinggi. Terbayang ‘kan kalau
mengkonsumsi lemak setiap hari? Nggak cuma tubuhmu saja yang akan melebar,
konsumsi lemak dan karbohidrat yang berlebihan juga dapat memicu timbulnya
banyak penyakit, seperti diabetes, stroke, dan jantung. Kasihan sekali
‘kan tubuhmu yang masih muda jika harus menderita penyakit parah seperti itu?
Oleh karena itu, mie instan tidak bisa dijadikan makanan
pokok pengganti nasi atau sumber karbohidrat yang lain. Kamu harus membatasi
konsumsi mie instanmu. Cukup 3 kali saja dalam seminggu — itulah batas maksimal
konsumsi mie instan yang dianjurkan.
Sekarang sudah tahu ‘kan fakta-fakta tentang mie instan?
Jadi, jangan mudah termakan isu dulu ya. Eh, tapi juga jangan jadi terlalu
sering mengonsumsi mie instan. Ingat, 3 kali seminggu sudah batas maksimal
0 komentar:
Posting Komentar